Merindiing !!! Usai di Makamkan Remaja yang Sedang Hamil 3bulan Ini Berteriak di Dalam Kubur..
Seorang perempuan muda yang tengah hamil tiga bulan bangun kembali dan
berteriak minta tolong sehari setelah ia dinyatakan meninggal dan
dikuburkan oleh keluarganya.
"Saya
sangat terpukul dengan kepergiannya. Belahan jiwaku pergi begitu
cepat. Saat mengunjungi makam, saya meletakkan tangan di pusaranya lalu
kemudian mendengar suara. Saya mendengar suara istri saya menjerit
minta tolong. Itu sehari setelah kami memakamkannya. Saya tidak bisa
percaya itu," ujar Rudy Gonzales kepada televisi Primer Impacto.
Petugas pemakaman mengatakan ia juga mendengar suara-suara datang dari pemakaman. Namun ia meyakinkan dirinya bahwa suara itu berasal dari tempat lain. Ia tidak pernah membayangkan bawa ada seseorang yang hidup di dalam sana.
"Sore itu suami gadis tersebut datang dan memohon pada saya untuk mengeluarkan istrinya karena ia masih hidup. Dia histeris lalu semua keluarga datang dan menerobos ke pemakaman meneriakkan namanya," tuturnya.
Setelah berhasil dikeluarkan Neysi Perez kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di San Pedro Sula. Meskipun petugas medis sudah berusaha untuk menyelamatkannya, gadis itu dinyatakan meninggal dan kembali dimakamkan di tempat yang sama.
"Kam sudah melakukan berbagai rangkaian tes tapi gadis itu sudah meninggal. Mereka kemudian kembali membawanya dengan peti mati ke pemakaman," sebut Dr Claudia Lopez.
Dokter percaya Neysi Perez mungkin mengalami serangan panik yang cukup parah dan membuat aktivitas jantungnya berhenti sementara. Hipotesis lain adalah remaja itu mengalami serangan cataplexy. Dimana fungsi otot tiba-tiba berhenti. Biasanya dipicu karena stimulus emosional yang kuat seperti stres atau takut.
Ia mungkin kemudian meninggal karena kekurangan oksigen setelah terbangun di dalam peti mati yang tertutup.
Sepupu gadis itu, Carolina Perez mengatakan saat mengangkat tubuh saudaranya ia meletakkan tangannya di tubuh Neysi dan merasakan tubuh saudaranya itu masih hangat.
"Ada goresan di dahi dan jari-jarinya tampak memar. Ia seperti berusaha untuk keluar dari dalam peti dan melukai dirinya sendiri," cerita Carolina.
Ibu Neysi Perez, Maria Gutierrez percaya bahwa putrinya dikubur hidup-hidup dan menyalahkan petugas medis yang terlalu cepat menyatakan putrinya meninggal.
"Dia tidak terlihat seperti meninggal. Bahkan sehari setelah dimakamkan tubuhnya masih normal. Mayatnya tidak mau dan ia tampak seperti tidur nyenyak. Tubuhnya masih fleksibel. Itu tidak mungkin jika ia sudah meninggal berjam-jam," sebutnya.
"Saya pikir kami akan mendapatkan anak kami kembali," sesalnya.
Sumber : http://pekanbaru.tribunnews.com
Seperti yang dilansir dari Daily Mail,
sebuah video menunjukkan beberapa anggota keluarga berusaha membongkar
kembali makam Neysi Perez (16).
Salah
satu kerabat yang berusaha mengeluarkan Neysi Perez menemukan bahwa
kaca peti mati itu rusak dan jari-jari saudaranya itu memar.
Sayangnya setelah berbagai upaya dilakukan gadis itu tetap tidak selamat dan ia kembali dimakamkan di makam yang sama.
Neysi
Perez asal La Endtrada, bagian barat Honduras yang tengah hamil tiga
bulan dilaporkan jatuh tak sadarkan diri setelah terbangun malam hari
untuk pergi ke toilet. Toilet itu berada di luar rumahnya.
Diyakini
ia terjatuh karena panik setelah mendengar suara ledakan tembakan.
Saat terjatuh dan tidak sadarkan diri mulutnya mengeluarkan busa.
Keluarga percaya putri mereka mengalami hal ini karena kerasukan roh
jahat.
Kerabat Neysi Perez menceritakan bagaimana pemuka agama lokal berusaha mengeluarkan roh jahat keluar dari tubuh Neysi Perez.
Wanita ini kemudian dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal setelah tiga jam tenaga medis coba menyelamatkannya.
Neysi Perez kemudian dimakamkan dengan mengenakan baju pengantin yang dipakainya saat menikah.
Sehari
setelah pemakamannya, sang suami Rudy Gonzales mengunjungi makam
istrinya. Saat berkunjung ia mendengar suara benturan dan jeritan dari
dalam makam beton tersebut.
Dalam
rekaman tampak keluarga berusaha sekuat tenaga untuk membongkar makam
tersebut menggunakan palu besar lalu membuka peti mati untuk
mengeluarkan Neysi Perez.
Petugas pemakaman mengatakan ia juga mendengar suara-suara datang dari pemakaman. Namun ia meyakinkan dirinya bahwa suara itu berasal dari tempat lain. Ia tidak pernah membayangkan bawa ada seseorang yang hidup di dalam sana.
"Sore itu suami gadis tersebut datang dan memohon pada saya untuk mengeluarkan istrinya karena ia masih hidup. Dia histeris lalu semua keluarga datang dan menerobos ke pemakaman meneriakkan namanya," tuturnya.
Setelah berhasil dikeluarkan Neysi Perez kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di San Pedro Sula. Meskipun petugas medis sudah berusaha untuk menyelamatkannya, gadis itu dinyatakan meninggal dan kembali dimakamkan di tempat yang sama.
"Kam sudah melakukan berbagai rangkaian tes tapi gadis itu sudah meninggal. Mereka kemudian kembali membawanya dengan peti mati ke pemakaman," sebut Dr Claudia Lopez.
Dokter percaya Neysi Perez mungkin mengalami serangan panik yang cukup parah dan membuat aktivitas jantungnya berhenti sementara. Hipotesis lain adalah remaja itu mengalami serangan cataplexy. Dimana fungsi otot tiba-tiba berhenti. Biasanya dipicu karena stimulus emosional yang kuat seperti stres atau takut.
Ia mungkin kemudian meninggal karena kekurangan oksigen setelah terbangun di dalam peti mati yang tertutup.
Sepupu gadis itu, Carolina Perez mengatakan saat mengangkat tubuh saudaranya ia meletakkan tangannya di tubuh Neysi dan merasakan tubuh saudaranya itu masih hangat.
"Ada goresan di dahi dan jari-jarinya tampak memar. Ia seperti berusaha untuk keluar dari dalam peti dan melukai dirinya sendiri," cerita Carolina.
Ibu Neysi Perez, Maria Gutierrez percaya bahwa putrinya dikubur hidup-hidup dan menyalahkan petugas medis yang terlalu cepat menyatakan putrinya meninggal.
"Dia tidak terlihat seperti meninggal. Bahkan sehari setelah dimakamkan tubuhnya masih normal. Mayatnya tidak mau dan ia tampak seperti tidur nyenyak. Tubuhnya masih fleksibel. Itu tidak mungkin jika ia sudah meninggal berjam-jam," sebutnya.
"Saya pikir kami akan mendapatkan anak kami kembali," sesalnya.
Sumber : http://pekanbaru.tribunnews.com
Komentar
Posting Komentar